HASTAG 2019 GANTI PRESIDEN DALAM LINGKARAN TIPOLOGI POLITIK INDONESIA
Foto : Mardani Ali Seran, Politisi PKS
Tagline ganti
presiden 2019 Viral diperbincangkan di
Media sosial, tagar ganti presiden 2019 yang di gagas oleh Mardani Ali Seran
politisi partai keadilan sosial (PKS) menjadi sorotan publik sejagat nusantara,
terhitung akhir-akhir ini publik yang nota bene adalah kontra dengan presiden
Jokowidodo turut terlibat aktif mendeklarasikan ganti presiden 2019 dengan khas
hastag ganti presiden 2019 yang menurut mereka adalah sah dan konstitusional.
tidak hanya itu, publik kontra presiden Jokowidodo terus melakukan deklarasi
besar-besaran lintas nasional seperti di daerah khusus ibu kota.
Sebagian para
politisi juga turut serta dalam mendukung deklarasi ganti presiden 2019,
dukungan tersebut merupakan bagian dari testimonial. Tidak puas dengan
perkembangan deklarasi ganti presiden yang di rilis dalam negeri, Publik kontra
presiden merancang melakukan deklarasi ganti presiden 2019 ke luar negeri,
alhasil ide demikian membuakan hasil. Virus deklarasi ganti presiden 2019 tembus
kancah internasional seperti di negara Australia, dan Arab Saudi dan akhirnya
membuming bak buku best teller go internasional karia Jostein Gaarder. dunia
maya seperti facebook, twitter, instagram dan media lainya di jadikan tameng
adu gagasan oleh pihak kontra maupun pro atas tanggapan hastag deklarasi ganti
presiden 2019 tersebut.
Perdebatan
begitu panjang dari publik pro dan kontra terpampang di Media Sosial, kritikan,
fitna, cacian dan keburukan lainya adalah hasil olahan dari perspektif publik,
bagian ini bisa di terjemahkan sebagai kesesatan publik dalam menanggapi issue
hastag 2019 ganti presiden, padahal secara tidak sadar publik yang terlibat pro
dan kontra telah memberikan sumbangan yang begitu besar untuk media online
seperti facebook, karena keuntungan Mark Zuckerberg pemilik perusahan facebook
dominasi di dapatkan dari akun aktif, bayangkan pemilik akun facebook pro dan
kontra melalukan online dua samapai lima jam dalam berkomentar, kira-kira
kisaran yang di dapatkan Mark adalah 89 % keuntungan dari konsumen facebook
indonesia. Ini untuk facebook belum media online lainya.
Lalu apa substansi hastag 2019 ganti presiden?
Jika di lihat
dari titik kulminasi akar permasalahanya yang selalu muncul di atas permukan
adalah persoalan kepentingan politik yang ousputnya adalah propoganda politik
untuk demokrasi pilpres 2019 dan opini publik di giringi oleh pusaran hastag
yang ada.
Tentunya
publik mempunyai tafsiran yang berbeda-beda dalam menanggapi persoalan hastag,
sebab ada yang menilainya sebagai prodak politik dari partai kesejateraan
sosial (PKS) untuk memenangkan pilpres 2019 ada juga yang menilai sebagai wujud
protes dari partai kesejateraan sosial (PKS) atas kapabilitas yang dimiliki
Presiden Jokowidodo, serta bagian dari kampanye.
Kedati
demikian, persoalan hastag 2019 ganti presiden bagi penulis merupakan bagian
dari manuver politik yang senganja di bangun oleh politisi PKS Mardani Ali
seran untuk di pertontonkan oleh publik, bisa di katakan kampanye terbuka yang
di kemas secara organisatoris dan rapi, dan misi pergerakan yang di bangun bagian
dari “pedagogi “, pembelajaran atau gaya pembelajaran yang merujuk pada ambisi
doktrinasi idelogi yang sulit di deteksi oleh publik kaum awam sejagad
nusantara.
Hastag 2019 Ganti Presiden Dalam Lingkaran Tipologi
Politik Indinesia.
Tipologi
kekuatan politik masa revolusi identik dengan tipologi kekuatan politik tahun
1920-an yang di wakili oleh kekuatan islam, priyayi intelektual, sosialisme,
marxisme dan golongan pangrah praja yang berafiliasi dengan pemerintahan
kolonial, dan tipologi kekuatan politik pasca proklamasi di kuasi badan
perjuangan dan partai politik yang beraliran nasionalisme, islamisme,
sosialisme dan marxisme. Dalam perkembangan, di indonesia sendiri berkembang
berbagai macam ideologi di kalangan masayrakat indonesia sendiri, meskipun pada
dasarnya ideologi tersebut juga berasal dari pengaruh luar, namun ideologi
tersebut pada akhirnya memiliki penganut dan di terima oleh sebagian masyrakat.
Prospek dan
perkembangan kontenporer spektrum ideologinya memang menganjurkan pemilihan menyeluruh, setiap golongan
memilih, tetati pilihanya bersatu atau terpecah- belah.
Lalu Apa
kaitanya tipologi politik dengan hastag 2019 ganti presiden?
Soekarno
menegaskan ada tiga macam ideologi yang berkenan di indonesia itu sendiri yaitu
nasionalisme, islamisme, dan marxisme merupakan tiga aliran yang betentangan
satu sama lain. Dalam proses pematangan spektrum ideologi dan prospek
perkembangan kontenporer sering kali muncul konflik dan kekerasan antar
kelompok politik dengan basis politik yang telah di yakini. Seiring berjalanya
waktu sebagian ideologi tersebut tampak mengalami percampuradukan, sehingga
ideologi nasionalisme, islamisme dan marxisme menjadi dasar munculnya ideologi
lain seperti era orde baru yaitu militerisme.
Proyeksi dari
perkembangan ideologi nasionalisme, islamisme, marxisme dan militerisme
berdampak pada keyakinan mendalam, sampai pada perebutan ruang kedudukan.
publik tetap mempertahankan aliran ideologi yang telah di anuti, dan akhirnya
generasi era orde baru sampai era reformasi selalu fanatik dengan basis
ideologi. Kelompok mayor seperti militerisme dan islamisme selalu menyerang
kelompok minor nasionalisme dengan skandal issue adalah :
Militerisme
Soal isu hantu komunis ( soal isu melindungi PKI), tudingan Antek PKI.
Islamisme issue
main yaitu kafir, ini kedok di balik hastag deklarasi ganti presiden 2019.
Oleh :
Yulianus Nardin
UNITRI Malang
Komentar
Posting Komentar