AGENDA PERGERAKAN MAHASISWA GMNI KOMISARIAT FISIP UNITRI
Menjadi seorang mahasiswa yang
sejatinya kaum elit intelektual muda hendaknya tidak lepas dari putaran roda
pergerakan kemahasiswaan itu sendiri yang dinamis. Gelar yang disematkan pada
mahasiswa seperti Iron Stock, Moral Force, dan Agent of Change merupakan buah
karya kedinamisan pergerakan kemahasiswaan dalam sejarah bangsa ini pada
khususnya. Setelah disebutkan beberapa kali, kita sebagai mahasiswa wajib
hukumnya untuk mengetahui definisi serta beberapa faktor fundamental yang
melatarbelakanginya. Pergerakan
kemahasiswaan merupakan gerakan yang dilandasi atas belum adanya
titik equilibrium antara harapan rakyat dengan pencapaian
pemerintah dengan maksud untuk mengubah realita sosial yang ada.
Pergerakan kemahasiswaan sendiri
memiliki beberapa dimensi yang terkandung didalamnya seperti intelektualitas,
orientasi kerakyatan serta gerakan yang strategis dan taktis. Dari definisi
yang sudah secara jelas dipaparkan tersebut, jelas sekali perbedaan mendasar
antara pergerakan kemahasiswaan dengan kegiatan kemahasiswaan. Pergerakan
kemahasiswaan bisa dianggap sebagai sebuah aktivitas dengan kesadaran tinggi
untuk berkontribusi secara langsung ke masyarakat di luar gerbang kampus.
Sedangkan kegiatan kemahasiswaan seperti belajar, mengikuti UKM, kepanitiaan
bisa dijadikan sebagai fasilitator dalam pengembangan diri baik dalam akademis
maupun non-akademis (soft skill). Dan pergerakan dapat di embankan dalam kehidupan
mahasiswa/i tanpa terkecuali, langka pergerakan tentuh hal yang tidak asing lagi
bagi mahasiswa/i.
Dengan demikian hari ini Minggu, 03
November 2017 GMNI Komisariat Fisip Unitri Malang, ikut terlibat dalam aksi
pergerakan, dimana dalam konsep pergerakan ini Mahasiswa/i atau dalam bahasa
GMNI di sebut Ses dan Bung turut berkontribusi nyata dalam membersikan
lingkungan di balai RW 06 jalan Mera Delima Tlogo Suriyo, partisipasi
pergerakan ini merupakan wujud dari bakti sosial atas amanah gotong royong yang
tumbuh dalam organisasi GMNI Komisariat Fisip unitri malang, keterlibatan diri
Ses dan Bung dalam bakti sosial akan memberikan dampak yang positif untuk
masyrakat pada khususnya masyrakat RW 06, sebab konsep yang telah di sepakat
terkait dengan bakti sosial (baksos) oleh GMNI Komisariat Fisip sudah diaktualisasikan secara nyata di
lapangan, dan juga dengan membersikan di sekitar balai RW 06 dapat dijadikan
sebagai nilai keberasilan yang bermanfaat untuk masyrakat. Maka indikator
keterlibatan diri Ses dan Bung dalam bakti sosial sudah terjawab, dimana dalam
hal ini pergerakan mahasiswa di anggap sebagai sebuah aktifitas dengan
kesadaran tinggi untuk berkontribusi secara langsung ke masyrakat di luar
gerbang kampus. Dan Melalui wada Gotong royong GMNI Komisariat Fisip Unitri berkomitmen
untuk melakukan pergerakan selanjutnya dengan mengacu pada nilai-nilai positif
yang tersemat dalam gotong royong itu sendiri diantaranya kebersamaan,
persatuan, rela berkorban, tolong menolong, dan sosialisasi.
Nilai kebersamaaan di sini
mencerminkan bahwa Gotong royong
akan tumbuh dalam lingkungan masyarakat dan GMNI Komisariat Fisip Unitri.
Dengan gotong royong, masyarakat dan GMNI Komisariat Fisip Unitri mau bekerja
secara bersama-sama untuk membantu orang lain atau untuk membangun fasilitas
yang bisa dimanfaatkan bersama.Nilai
Persatuan Kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus
melahirkan persatuan antar anggota masyarakat dan antar GMNI Komisariat Fisip.
Dengan persatuan yang ada, masyakarat dan GMNI Komisariat Fisip menjadi lebih
kuat dan mampu menghadapi permasalahan yang muncul.Nilai Rela berkorban mencerminkan bahwa Gotong royong
mengajari setiap orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat
berbentuk apapun, mulai dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang.
Semua pengorbanan tersebut dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela
mengesampingkan kebutuhan pribadinya untuk memenuhi kebutuhan bersama. Nilai Tolong menolong menggambarkan bahwa Gotong royong
membuat masyarakat dan GMNI Komisariat Fisip
saling bahu-membahu untuk menolong satu sama lain. Sekecil apapun
kontribusi seseorang dalam gotong royong, selalu dapat memberikan pertolongan
dan manfaat untuk orang lain Dan niali Sosialisasi memaparkan bahwa Di era modern, kehidupan
masyarakat cenderung individualis. Gotong royong dapat membuat manusia kembali
sadar jika dirinya adalah maskhluk sosial. Gotong royong membuat masyarakat
saling mengenal satu sama lain sehingga proses sosialisasi dapat terus terjaga
keberlangsungannya. gotong royong tersebut diatas akan dijadikan label
ikon yang menyimpan berbagai nilai yang mampu memberikan nilai positif bagi
masyarakat oleh GMNI Komisariat Fisip dalam mengembankan aspek pergerakan yang
ada.
Oleh
: Bung Nardin
Komentar
Posting Komentar